Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia dengan dua hulu sungai yaitu dari daerah Pegunungan Kidul, Wonogiri dan Ponorogo, selanjutnya bermuara di daerah Gresik. "Bengawan" dalam bahasa Jawa berarti "sungai yang besar". Di masa lalu, sungai ini pernah dinamakan Wuluyu, Wulayu, dan Semanggi (dieja Semangy dalam naskah bahasa Belanda abad ke-17).
Wilayah Administratif
Sungai ini panjangnya sekitar 548,53 km dan mengaliri dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kabupaten yang dilalui meliputi tiga bagian yaitu:
Peta Bengawan Solo |
Wilayah Administratif Hulu
- Wonogiri, Hulu utama pertama (Daerah Tangkapan Air Gajah Mungkur)
- Karanganyar
- Ponorogo, Hulu utama kedua (Daerah Tangkapan Air Kali Madiun)
- Boyolali,
- Sragen,
- Klaten
Wilayah Administratif Tengah
- Sukoharjo,
- Solo,
- Ngawi,
- Madiun,
- Magetan,
- Blora,
- Cepu
Wilayah Administratif Hilir
- Bojonegoro,
- Tuban,
- Lamongan, dan
- Gresik
Bagian Bengawan Solo di Bojonegoro |
Bagian Sungai
Bengawan Solo Purba
Aliran Bengawan Solo masa kini terbentuk kira-kira empat juta tahun
yang lalu. Sebelumnya terdapat aliran sungai yang mengalir ke selatan,
diduga dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang. Karena proses
pengangkatan geologis akibat desakan lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan Jawa, aliran sungai itu beralih ke utara. Pantai Sadeng di bagian tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai "muara" Bengawan Solo Purba.
nih critanya
“Sekitar empat juta tahun lalu sebuah proses geologi terjadi, yakni
Lempeng Australia menghujam ke bawah Pulau Jawa, menyebabkan dataran
Pulau Jawa perlahan terangkat. Arus sungai akhirnya tak bisa melawan
hingga akhirnya aliran pun berbalik ke utara,” kata Kepala Bidang
Pengembangan Produk Wisata Disparbud Gunungkidul Birowo Adie di
Wonosari, akhir pekan lalu.
Ia mengatakan jalur aliran air Bengawan Solo pada zaman itu akhirnya
tinggal jejak karena mengering akibat tidak ada lagi air yang
mengalirinya. Wilayah itu menjadi kaya bukit-bukit kapur yang menurut
beberapa penelitian semula merupakan karang yang berada di bawah
permukaan laut.
“Bekas jalur muara Bengawan Solo purba tersebut membentuk
pemandangan alam yang indah sehingga akan dikembangkan menjadi objek
wisata yang dapat dijual kepada wisatawan nusantara dan mancanegara,”
katanya.
Ia mengatakan bekas aliran sungai tersebut saat ini menjadi objek
wisata menarik. Wilayah tersebut menjadi jejak geologi yang berharga
karena bekas aliran Bengawan Solo purba masih tampak jelas.
“Pemandangan tersebut dapat dilihat di sepanjang jalan menuju
Pantai Sadeng, wisatawan dapat menikmati keindahan ratusan meter bekas
aliran Bengawan Solo purba yang berukuran raksasa,” katanya.
Menurut dia pihaknya akan mengembangkan kawasan tersebut menjadi
lebih representatif, wisatawan dapat berhenti sejenak di pinggir jalan
sebelum memasuki kawasan Pantai Sadeng atau berjalan menikmati
pemandangan bekas sungai aliran tersebut.
“Di wilayah itu ada dua perbukitan kapur yang tinggi memanjang
mengapit sebuah dataran rendah yang semula adalah jalur air. Dataran
rendah yang kini menjadi lahan palawija penduduk setempat itu berkelok
indah, memanjang sejauh sepuluh kilometer ke arah utara,” katanya.
Ia mengatakan jalur kelokan bekas aliran Bengawan Solo purba
tersebut saat ini menjadi pemandangan alam yang indah. Wisatawan akan
berminat menyusurinya ke utara hingga sampai di tempat pembalikan
aliran sungai,” katanya.
Birowo berharap setiap pengunjung yang datang ke wilayah Sadeng
menyaksikan sebuah proses evolusi alam. Selama perjalanan dapat dilihat
evolusi dataran rendah jalur aliran Bengawan Solo purba dari tempat
mengalirnya air hingga menjadi ladang palawija yang produktif.
“Dengan mengunjungi pantainya seolah mengenang pantai yang semula
muara sungai dan daerah sepi kini berkembang menjadi pelabuhan
perikanan terbesar di DIY,” katanya.
Daerah Hulu
Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hulu Kali Tenggar, Hulu Kali Muning, Hulu Waduk Gajah Mungkur serta sebagian Kabupaten Wonogiri dengan penampang sungai yang berbentuk V. Vegetasi pada daerah ini didominasi oleh tumbuhan akasia. Aktivitas yang banyak dilakukan di dareah ini adalah pertanian, seperti padi dan kacang tanah.
Dinding sungai pada daerah ini rata-rata bertebing curam dan tinggi.
Karena banyak digunakan untuk pertanian, daerah sekitar sungai pada
bagian ini banyak mengalami erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi.
Daerah Tengah
Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hilir Waduk Gajah Mungkur,
sebagian Kabupaten Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Solo,
Sragen, sebagian Kabupaten Ngawi dan sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun. Selain itu daerah ini merupakan daerah yang padat penduduk. Pada umumnya kegiatan ekonomi di daerah bagian sungai ini lebih tinggi daripada bagian hulu dan hilir, dan didominasi oleh kegiatan industri.
Akibatnya, banyak limbah yang masuk ke sungai dan mencemari vegetasi di
daerah ini. Aktivitas masyarakat yang paling menonjol di daerah ini
adalah pertanian, pemanfaatan air sebagai kebutuhan sehari-hari, peternakan dan industri.
Daerah Hilir
Daerah ini mayoritas meliputi daerah sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun, sebagian kabupaten Ngawi, Blora, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan berakhir di Desa Ujungpangkah, Gresik.
Lain-lain
Sungai ini dikagumi masyarakat di seluruh dunia khususnya Jepang karena terinspirasi dari lagu keroncong karangan Gesang berjudul sama, Bengawan Solo.
Selain itu tempat ini pernah menjadi tempat utama kecelakaan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 421.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar